nama GTP sendiri menggambarkan ular ini, ya, ular pohon berwarna hijau.
chondro merupakan ular alboreal yang memanfaatkan sebagian besar waktu untuk berada di pohon.
foto 1: chondro dewasa
daerah asal atau dikenal dengan locality ular ini juga mempengaruhi ukurannya.
chondro memiliki fase ontogenetic di mana mengalami perubahan warna pada tubuhnya. perubahan ini dialami chondro seiring bertambahnya umur.
foto 2: baby red
saat chondro menetas, ada 2 warna yang lazim yaitu merah dan kuning.
seiring waktu, perubahan warna yang umum adalah mulai dari merah, menuju kuning dan sampai akhirnya menjadi hijau.
foto 3: varian warna pada chondro yang baru menetas
keunikan sering kali terjadi pada warna chondro ini. beberapa chondro akan mengalami fase ontogonic ke mite phase.
foto 4: mite phase
chondro mempunyai pose unik saat menggantung di ranting dalam kesehariannya. warnanya yang hijau menyamarkan chondro baik dari predator maupun mangsa alaminya.
makanan utama ular ini adalah jenis pengerat seperti tikus atau tupai. namun ada kalanya memangsa jenis kadal atau unggas. seperti ular lainnya. chondro juga memilih mangsa sesuai ukuran tubuhnya. proses memakan mangsa juga dilakukan dengan posisi tetap menggantung pada dahan pohon.
foto 5: posisi khas chondro
pada chondro jantan ada sperm plug yang dilepaskan bersamaan dengan kulitnya pada saat sheeding.
foto 6: sperm plug
pada musim kawin (biasanya pada musim penghujan atau suhu menurun) terjadi perkawinan (mating) antara chondro jantan dan betina yang sudah matang umur. kurang lebih setelah 2 bulan maka telur akan dikeluarkan oleh induk betina dan akan dierami selama 47-52 hari lamanya.
foto 7: chondro mating
selama mengerami telur, chondro betina tidak mengkonsumsi makanan apapun sampai telur menetas. pada habitatnya di alam, umumnya sebelum musim kawin nafsu makan chondro mulai meningkat sehingga bobot tubuhnya meningkat sebagai cadangan energi ketika saat mengerami tiba.
pada saat mengerami maka induk chondro akan menyesuaikan suhu agar sesuai dengan kebutuhan telurnya. penyesuaian suhu dilakukan dengan menggesekkan badan chondro ke telurnya sehingga suhu dapat menjadi lebih tinggi.
foto 7: chondro mengeram
chondro dari masing-masing lokality memiliki warna dan motif yang berbeda-beda. karena keunikan dari masing-masing localiy maka para penghobi chondro seringkali menyilangkan pasangan chondro dari locality yang berbeda sehingga dihasilkan anakan chondro dengan warna dan corak yang unik dan cantik.
foto 8: locality
chondro banyak diminati sebagai hewan peliharaan karena fisiknya yang menawan.
namun chondro bukanlah ular yang dipelihara untuk dimainkan atau dipegang-pegang setiap saat karena sifat chondro memang kurang cocok jika untuk dihandle.
chondro cenderung cocok untuk dijadikan hewan display.
foto 9: chondro display
- kandang dengan ukuran yang sesuai dengan tubuh chondro.
- kandang bisa berupa kontainer yang telah dilubangi atau dengan menggunakan kaca (akuarium) namun diberi tutup dan tetap memperhatikan sirkulasi udara di dalam kandang.
- beri dahan untuk chondro menempel, bisa dengan ranting kayu, bambu atau pvc. ukuran juga disesuaikan dengan ukuran tubuh, yaitu sebesar diameter badan bagian tengah.
- beri wadah air selalu dalam kandang. selain untuk tempat minum, wadah air juga diperlukan pada saat ingin berendam untuk mendinginkan suhu badannya apabila cuaca terlalu panas. beberapa chondro juga suka berendam pada saat akan mengalami ganti kulit.
- jaga selalu kebersihan kandang.
- bila suhu ruangan terlalu dingin, ada baiknya diberi lampu pada kandang.
- untuk menambah estetika terarium sangat baik bila diberi aksesories agar kandang nampak seperti lingkungan asli di hutan.. :)
foto 10: kandang (terarium chondro) lengkap dengan aksesoriesnya
pemberian pakan pada chondro disesuaikan dengan ukuran tubuhnya. mencit atau rat merupakan pakan utama yang sangat baik karena bergizi tinggi. para hobiis biasanya memberi pakan antara seminggu sekali sampai dengan sebulan sekali. beberapa hobiis juga memberi pakan chondro setelah chondro bab.
masalah yang biasa dialami chondro cenderung sama dengan masalah pada reptil lain.
pada artikel selanjutnya akan dibahas mengenai problem dalam perawatan ular peliharaan. cu